Rabu, 11 Maret 2009

Vespa makin Tua makin Diburu

DI Lombok, saat-saat motor keluaran terbaru yang menawarkan bodi mentereng dipasarkan, vespa sempat terpuruk dan menjadi barang ‘kuno’. Vespa-vespa tua – tahun 1970-an ke bawah - seperti kehilangan kekuatannya untuk bersaing di jalan raya.

Sebagian besar vespa akhirnya pensiun. Namun, tahun 1994, para penggemar vespa tua mulai menarik perhatian ketika muncul dengan vespa yang telah dimodifikasikan sedemikian rupa, apalagi ketika berada di jalan raya.

Modifikasi vespa yang unik pun menarik satu demi satu penggemar vespa lainnya, sehingga mampu meraih simpati dan mendapat tempat di masyarakat. Apalagi kemudian para penggemar ini membentuk klub vespa di NTB dengan nama Rinjani Scooter Club (RSC). Gairah berkendaraan vespa tua meningkat, vespa-vespa berbagai merk yang sudah ‘pensiun’ diburu bahkan yang sudah jadi rongsokan pun hendak dihidupkan lagi. “Saya membeli vespa Kongo dari dua karung rongsokan,” kata Hambali yang kemudian merakit sendiri vespa tahun 1964 tersebut.
Kini vespa tua tidak lagi bisa gampang didapatkan di Lombok mengingat penggemar vespa sudah memburunya sejak kemunculannya kembali. “Vespa tua lebih diburu namun sulit didapatkan,” ungkap Zaeni Muhammad, penggemar vespa yang memodifikasikan vespa PX-nya menjadi unik dan nyaman dikendarai. “Makin tua makin diburu,’ ujarnya.
Setelah RSC yang telah masuk dalam keanggotaan IMI NTB dan memiliki akte notaris, klub-klub penggemar vespa bermunculan hingga mencapai puluhan. Di antaranya, GAIS (Green Army Independen Scooter), yang memilih cat cenderung berwarna hijau tentara, BUVALO (Budak Vespa Lombok), BOSS (Boys Owners Scooter Sespan), ASLI (Ampenan Scooter Lombok Independen), SAS (Scooter Anak Sumbawa) klub vespa di Sumbawa, Kumilu Scooter Club di Lombok Timur.
“Klub vespa menyebar di NTB,” kata Hananto. Sementara jumlah perkiraan vespa di NTB menurutnya mencapai 400 vespa baik yang tergabung dalam klub maupun tidak. Harga vespa di Lombok, kata Hambali, ada yang mencapai Rp 30-an juta. Kesamaan gerak para penggemar vespa yang membentuk klub-klub tersebut, lanjutnya, lebih karena hobi semata terutama terhadap vespa-vespa tua.

Satu Bengkel dan Merk Oli
Modifikasi terhadap vespa selain unik, juga lebih fungsional dan artistik. Hal inilah yang dilakukan seorang penggemar vespa yang juga pendiri klub vespa pertama di NTB, Zaeni Muhammad. Modifikasi ‘habis-habisan, dilakukannya tanpa mengubah anatomi asli vespa PX yang ketika dibelinya dulu seharga Rp 1,5 juta. “Mesin dan bodi tetap standar,” akunya. Kecintaannya pada vespa, katanya, membuat ia ‘gila-gilaan’ memodifikasikan tunggangannya. Sebanyak 15 lampu dipasang secara unik memenuhi bagian depan vespanya. Enam 6 kaca spion dipasang di kanan, kiri, atas dan bawah sampai dengan boks-boks untuk menyimpan peralatan. Ditambah lagi winsel penahan angin, ban serep, sandaran pembonceng dan besi-besi pengaman di sekeliling bodi yang berfungsi sebagai sandaran kaki dan pelindung jika terjadi kecelakaan. Ketika memodifikasikan vespanya ia memakai konsep touring, semua berfungsi. “Semuanya hand made (buatan tangan),” kata seniman yang mengaku memanfaatkan besi-besi kursi yang tidak terpakai untuk memodifikasikan vespanya. Semua perlengkapan yang dipasangnya melalui proses pertimbangan yang matang agar seluruh bagian vespanya, kanan-kiri, muka dan belakang, seimbang.
Zaeni yang kerap melakukan touring bersama rekan-rekannya ini telah menyapu seluruh NTB, Bali, Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Lampung, Palembang dan kota lainnya. Ketahanan dan ketangguhan vespa baginya, sangat menakjubkan. “Tidak ada masalah dengan tanjakan dan mesin tidak gampang lelah,” ujarnya. Maka, ketika sedang touring istirahat bukan ditentukan vespa tapi ketahanan fisik pengendaranya. Baginya, meski vespa identik dengan mogok, ia punya tips sendiri terhadap perawatan vespa sehingga vespanya bisa dikatakan jarang mogok. “Gampang, setia pada satu bengkel dan jangan mengganti merk oli,” ujar guru SMK 5 Mataram ini.
Penggemar vespa di Lombok sepertinya tidak perlu merasa khawatir terhadap ketersediaan spare part vespa karena sangat gampang didapatkan, relatif murah dan terjangkau baik yang asli maupun imitasi. “Teliti saat membeli karena sangat tipis bedanya antara yang imitasi dan asli,” pesannya.
Bengkel vespa juga gampang ditemukan di Mataram. “Jadi tidak perlu khawatir punya vespa meski butut sekalipun” ujarnya. – niek





Tidak ada komentar:

Posting Komentar